Tarik tambang adalah permainan sederhana yang sangat
digemari oleh hampir semua masyarakat. Di samping karena permainan ini tidak
memerlukan tempat dan peralatan khusus, juga aturan permainannya sangat praktis
dan sederhana. Asalkan tersedia sebuah tanah lapang yang kosong seukuran
lapangan bulu tangkis atau bahkan lebih sempit dari itu beserta seutas tambang
yang kuat, permainan ini pun bisa dimainkan. Tidak ada aturan berapa jumlah
pemainnya asalkan jumlahnya untuk tiap tim berimbang. Aturan mainnya pun
sederhana, masing-masing tim memegang ujung-ujung tambang, menunggu aba-aba
dari wasit untuk mulai menarik tim lawan yang berada di ujung tambang yang
lain. Tim yang berhasil menarik tim lawan sampai melewati suatu garis batas
tertentu yang telah ditetapkan dinyatakan sebagai pemenang.
Karena kesederhanaan dan kemeriahan permainan ini,
hampir di setiap tempat permainan ini akan menjadi permainan yang pasti digelar
dalam perayaan tujuh-belas-agustusan. Nah, meskipun tujuh-belas-agustusan masih
sangat jauh mari kita mengulas tentang permainan ini dengan menggunakan fisika.
Dengan pemahaman ini kita dapat menentukan strategi atau trik-trik tertentu
untuk dapat memenangkannya jika kelak kita terlibat dalam permainan ini. Tidak
ada salahnya bukan? Mari kita mulai.
Tarik Tambang dan Hukum-Hukum Gerak Newton
Benarkah fisika dapat membahas tentang tarik tambang?
Tentu saja jawabannya adalah: ya! Pembicaraan mengenai tarik tambang ini
melibatkan hukum-hukum gerak yang dirumuskan oleh Newton. Dalam pelajaran
fisika yang telah dipelajari di sekolah, tentu kita semua sudah akrab tentang
hukum-hukum ini. Hukum pertama mengatakan bahwa benda akan
selalu mempertahankan keadaan awalnya. Jika pada awalnya benda itu diam, maka
dia akan terus diam kecuali diberikan pengaruh dari luar. Demikian pula jika
dia sedang dalam keadaan bergerak, maka dia akan terus bergerak kecuali
diberikan pengaruh yang menyebabkannya berhenti. Hukum ini disebut juga hukum
kelembaman. Hukum keduanya mengatakan bahwa gerakan sebuah
benda bergantung pada pengaruh yang diberikan pada benda itu dan massa benda
itu sendiri. Semakin besar pengaruh yang diberikan, semakin cepat pula
geraknya. Semakin besar massa benda itu, akan semakin lambat geraknya. Dalam
istilah fisika pengaruh ini disebut gaya. Hukum ketiga mengatakan
bahwa jika sebuah aksi diberikan kepada benda, maka benda tersebut akan balik
melakukan reaksi yang besarnya sama dengan aksi yang diberikan, tetapi reaksi
ini bekerja benda yang melakukan aksi.
Seperti yang telah kita ketahui, dalam lomba tarik
tambang masing-masing anggota tim harus berusaha menarik tim lawannya yang
berada di ujung seberang tambang dengan cara menarik sekuat mungkin talinya.
Tarikan yang diberikan ini disebut gaya. Jika kita menganggap tali tidak
bermassa, maka tarikan yang dilakukan pada tali ini akan diteruskan sepanjang
tali sampai pada bagian tali yang dipegang oleh tim lawan.
Pada saat menarik tambang, peserta tim melakukannya
dengan mencari posisi tumpuan kaki yang sekuat mungkin, memiringkan tubuhnya
sedikit ke belakang lalu menarik tambangnya sekuat mungkin. Tumpuan kaki yang
kuat diperlukan agar pada saat seseorang menarik tali, ia tidak ikut terseret.
Mengapa orang tersebut akan terseret? Ini sesuai dengan hukum ketiga Newton.
Karena kita menarik tali, maka tali akan memberikan reaksi yaitu balik menarik
kita.
Selain itu, pada saat menarik, anggota tim juga harus
memiringkan (mencondongkan) tubuhnya ke arah belakang. Hal ini perlu untuk
menjaga keseimbangan akibat tarikan tali sebagai reaksi dari tarikan yang
dilakukan ditambah gaya tarikan yang diberikan oleh lawan. Jika badan tidak
dicondongkan, dapat dipastikan tubuh kita akan terjungkal ke depan. Dengan
mencondongkan tubuh ke belakang berarti kita memindahkan berat tubuh kita
sehingga melawan tarikan tali yang bekerja terhadap kita. Dengan demikian akan
mempertahankan tubuh kita sehingga tidak terjerembab ke depan pada saat kita
dan lawan menarik. Di samping itu, apabila tubuh tidak dimiringkan, kita
terpaksa harus mempertahankan keseimbangan kita dengan cara memindahkan titik
tumpu kita ke depan. Dan ini berarti kita harus bergerak maju mendekati garis
batas yang akan membuat kita dinyatakan kalah.
Apabila tarikan yang diberikan oleh salah satu tim
sama dengan tarikan yang diberikan oleh tim yang lainnya, maka kekuatan tarikan
masing-masing tim akan saling mengimbangi. Oleh karena itu masing-masing tim
akan tetap pada posisi tempatnya bertumpu masing-masing. Ini menunjukkan bahwa
permainan berimbang. Tak satu tim pun yang tertarik mendekati garis batas.
Namun, apabila salah satu tim melakukan tarikan yang lebih besar dibandingkan
tim lain, maka tim yang memberikan tarikan yang lebih kecil akan terseret
mengikuti tarikan yang dikerahkan oleh tim yang satunya. Sekali tim dengan
tarikan yang lebih kecil telah tertarik, maka tim yang satunya lagi tinggal
mengerahkan tenaga secukupnya untuk mengimbangi tarikan yang diberikan oleh tim
lawannya. Inilah sebabnya sehingga dalam permainan tarik tambang ini lawan
rasanya sangat sulit ditarik ketika masih di awal-awal pertandingan (lawan
masih bertumpu kuat pada tumpuannya). Tetapi manakala lawan telah mulai
tertarik, rasanya sudah enteng untuk menarik mereka lebih jauh lagi melewati
garis batas.
Bagaimana Memenangkan Perlombaan Tarik Tambang
Bagaimana Memenangkan Perlombaan Tarik Tambang
Di atas telah kita pahami bahwa untuk dapat
memenangkan perlombaan tarik tambang ini kita harus mengganggu keseimbangan
lawan pada titik tumpunya. Selain itu, tentu saja kita harus mengerahkan gaya
tarik yang lebih kuat daripada tim lawan.
Untuk mengganggu keseimbangan lawan, bisa dilakukan dengan melakukan tarik-ulur tambang. Awalnya tambang kita tarik kuat-kuat, lalu kita lepaskan (ulur) pada saat yang tepat. Ini akan mengganggu keseimbangan lawan sebab mereka harus memperbaiki posisi tumpuannya. Pada saat mereka bergerak memperbaiki posisi tumpuannya, saat itulah waktu yang tepat untuk kembali menarik. Ingat bahwa benda yang sedang bergerak lebih mudah untuk membuatnya lebih bergerak. Sedangkan benda yang sedang dalam keadaan diam akan sangat sulit membuatnya bergerak.
Untuk mengganggu keseimbangan lawan, bisa dilakukan dengan melakukan tarik-ulur tambang. Awalnya tambang kita tarik kuat-kuat, lalu kita lepaskan (ulur) pada saat yang tepat. Ini akan mengganggu keseimbangan lawan sebab mereka harus memperbaiki posisi tumpuannya. Pada saat mereka bergerak memperbaiki posisi tumpuannya, saat itulah waktu yang tepat untuk kembali menarik. Ingat bahwa benda yang sedang bergerak lebih mudah untuk membuatnya lebih bergerak. Sedangkan benda yang sedang dalam keadaan diam akan sangat sulit membuatnya bergerak.
Selanjutnya, untuk mendapatkan gaya tarikan yang kuat,
kita harus mengupayakan agar anggota tim kita adalah orang yang gendut. Tentu
saja tidak sekedar gendut, tetapi juga harus kuat menarik. Orang yang gendut
berarti orang yang memiliki massa yang besar. Menurut hukum Newton, benda yang
memiliki massa yang besar akan memiliki kelembaman yang lebih besar pula.
Kelembaman ini merupakan sifat benda yang akan melawan sesuatu yang akan
membuatnya bergerak. Jadi, semakin gendut seseorang, maka akan semakin sulit
untuk ditarik. Apabila dalam sebuah tim terdiri atas campuran orang yang gendut
dan yang berpostur biasa-biasa saja, malahan mungkin ada yang kerempeng, maka
sebaiknya orang gendut ini ditempatkan paling depan agar dia yang pertama kali
merasakan tarikan yang dilakukan oleh lawan. Dengan modal massa tubuh yang
besar, lawan akan kesulitan menariknya.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah semua
anggota tim harus mengambil posisi berbaris ke belakang sepanjang tali. Posisi
seperti ini akan menghasilkan tarikan yang lebih efektif dibandingkan jika tiap
pemain berkumpul hanya pada satu titik pegangan di tambang (bergerombol pada
satu titik).
Jika semua pemain bergerombol hanya pada satu titik pegangan di tambang, maka hanya satu pemain yang memiliki kekuatan tarikan yang maksimal; yaitu hanya pemain yang persis berada di titik pegangan yang searah dengan arah tambang itu. Tarikan pemain yang lainnya akan membentuk sudut tertentu dari titik pegangan ini. Hal ini berarti kekuatan tarikannya tidak akan maksimal. Dalam bahasa fisikanya, gaya tarikan orang ini akan terbagi menjadi dua komponen. Satu sejajar searah tambang, dan sisanya tegak lurus dengan arah tambang. Komponen yang sejajar dengan arah tambang inilah yang mempunyai kontribusi terhadap tarikan kepada lawan sedangkan yang tegak lurus tidak memberikan kontribusi apa-apa. Semakin besar sudut yang dibentuk oleh pemain dari titik pegangan di tambang (hal ini terjadi pada anggota tim yang berada di pinggir-pinggir gerombolan) maka semakin kecil kekuatan tariknya.
Jika semua pemain bergerombol hanya pada satu titik pegangan di tambang, maka hanya satu pemain yang memiliki kekuatan tarikan yang maksimal; yaitu hanya pemain yang persis berada di titik pegangan yang searah dengan arah tambang itu. Tarikan pemain yang lainnya akan membentuk sudut tertentu dari titik pegangan ini. Hal ini berarti kekuatan tarikannya tidak akan maksimal. Dalam bahasa fisikanya, gaya tarikan orang ini akan terbagi menjadi dua komponen. Satu sejajar searah tambang, dan sisanya tegak lurus dengan arah tambang. Komponen yang sejajar dengan arah tambang inilah yang mempunyai kontribusi terhadap tarikan kepada lawan sedangkan yang tegak lurus tidak memberikan kontribusi apa-apa. Semakin besar sudut yang dibentuk oleh pemain dari titik pegangan di tambang (hal ini terjadi pada anggota tim yang berada di pinggir-pinggir gerombolan) maka semakin kecil kekuatan tariknya.
Nah, sekarang apakah sudah percaya bahwa fisika dapat
berbicara gamblang tentang tarik tambang? Tentu saja peserta yang memahami
tentang konsep fisika akan mudah menyusun strategi, teknik dan taktik dalam
memenangkan perlombaan tarik tambang ini.
0 komentar:
Posting Komentar