Prinsip
wahana ini hampir sama seperti menaiki ayunan. Hanya saja, ayunan
Kora-kora ini bisa mencapai sudut simpangan lebih dari sembilan puluh
derajat (900). Pada prinsipnya gerakan wahana Kora-kora adalah gerak berayun Pendulum.
Pada
awalnya Kora-kora diayunkan ke atas yang dibantu oleh putaran ban yang
bergesekan dengan alas perahu. Kecepatan putaran ban dikontrol secara
elektronik. Kemudian perahu dibebaskan meluncur turun yang diakibatkan
oleh gaya gravitasi. Tinggi simpangan Kora-kora bisa diatur dengan
pengaturan putaran ban. Gerakan naik dan turun perahu ini berulang
selama dua hingga empat menit. Untuk wahana Kora-kora, simpangan maksimum dibatasi sekitar sudut 900.
Meskipun
Kora-kora tidak melintasi satu lingkaran penuh, tetapi penumpang
seolah-olah mengalami gerak satu lingkaran penuh. Hal itu dikarenakan
Kora-kora berayun maju mundur pada linatasan melengkung setengah
lingkaran. Gerakan ayunan ini menimbulkan sensasi perasaan yang
diakibatkan harga g rendah atau ketinggian maksimum dan harga g tinggi atau ketinggian minimum kepada penumpang.
Karna teori yang mendasari permainan Kora-kora adalah teori Pendulum, maka besaran-besaran fisika yang terlibat adalah:
a) Massa (m)
b) Gaya Gravitasi (Fg)
c) Panjang Penggantung (L)
d) Periode (T)
e) Simpangan Sudut (θ)
f) Energi Kinetik (Ek)
g) Energi Potensial (Ep)
Cara
kerja Pendulum dapat dijelaskan sebagai berikut. Yaitu benda yang
bermasa (m) yang berada pada ujung seutas tali atau suatu batang yang
digantung. Masa yang tergantung ini kemudian diberi simpangan sudut
sebebsar theta (θ) dan dilepaskan. Akibatnya benda tersebut berayun bolak-balik atau Osilasi di bawah pengaruh gaya gravitasi. Osilasi adalah gerak dari suatu titik dan kembali ke titik awal pada porosnya. Dan waktu yang diperlukan untuk satu gerak Osilasi lengkap disebut satu perioda (T). Perioda (T) ditentukan melalui persamaan:
T = 2π(L/g)½
T = Periode Osilasi
L = Panjang tali penggantung
g = percepatan gravitasi ~9,8 m/s2
Sewaktu
perahu berayun pada kedudukan tertinggi, energi potensialnya maksimal
dan energi kinetiknya adalah nol. Sedangkan, pada waktu bergerak turun,
energi potensialnya berkurang dan energi kinetiknya semakin membesar
akibat adanya perubahan kecepatan dan ketinggian.
Lalu
apa yang kita rasakan saat menaiki Kora-kora? Saat naik atau mengayun
ke belakang penumpang akan merasakan keadaan tanpa bobot sewaktu berada
di ujung ketinggiannya. Keadaan tanpa bobot yang dialami penumpang
bukan disebabkan karena berkurangnya gaya gravitasi bumi, tetapi akibat
gaya pada kursi atau pada objek eksternal lainnya yang mendorong berat
penumpang. Gaya-gaya dari objek eksternal ini akan menetralkan gaya
gravitasi atau gaya ke bawah.
Pada
ujung ketinggian perahu, penumpang akan merasakan sensasi yang berbeda
dari kondisi normal dan seolah-olah akan jatuh atau terhempas dari
kursinya.
Lalu,
efek psikologis apa yang dirasakan oleh penumpang Kora-kora? Efek
psikologis pada penumpang Kora-kora ditimbulkan karena posisi
ketinggian dan kecepatan ayunannya. Hal ini menyebabkan penumpang yang
duduk di bagian ujung perahu akan merasakan seolah-olah badannya
tertarik ke bawah lebih kuat dibandingkan penumpang yang duduk di
bagian tengah perahu.
Sementara itu, efek fisiologis yang timbul disebabkan oleh perubahan percepatan yang dialami oleh badan penumpang.
Dalam kondisi normal, badan kita mengalami percepatan sebesar 1 g, yakni satu kali percepatan gravitasi. Pada saat Kora-kora meluncur turun, badan kita mengalami percepatan lebih dari 1 g.
0 komentar:
Posting Komentar