Sabtu, 24 Maret 2012

Permainan Tradisonal Engrang


Permainan tradisional Egrang – Permainan ini muncul sebelum kemerdekaan Republik Indonesia,dimasa penjajahan Belanda.Seperti terekam di Baoesastra (Kamus) Jawa karanganW.J.S. Poerwadarminto terbitan 1939 halaman 113,disebutkan kata egrang-egrangan diartikan dolanan dengan menggunakan alat yang dinamakan egrang.
Permainan yang melatih konsentrasi dan keseimbangan ini dapat kita jumpai di berbagai daerah di Indonesia,dan dengan nama yang berbeda-beda.Antara lain dari daerah Sumatra Barat dengan nama tengkak-tengkak,dari daerah Bengkulu dengan sebutan Ingkau yang berarti sepatu bambu,ataupun dari Kalimantan Selatan dengan sebutan Batungkau.
Egrang dibuat secara sederhana dengan menggunakan dua batang bambu dengan panjang sekitar 2,5 meter,tinggi pendek egrang dapat disesuaikan.Lalu,sekitar 50cm dari bawah dibuat tempat pijakan kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 10cm.Pijakan kaki trersebut di buat dengan cara melubangi bambu lalu dimasuki dengan bambu yang berukuran sekitar 20-30 cm. Egrang dapat dimainkan oleh siapapun,anak-anak maupun orang dewasa.Egrang juga dapat dimainkan dengan bermacam cara,entah bermain sendiri,maupun bermain rame-rame,dan siapa yang terjatuh dia dianggap kalah. Untuk saat ini, permainan egrang masih dapat ditemui di berbagai acara tradisional. Misalnya,waktu karnaval hari Kemerdekaan Indonesia,maupun di saat lomba-lomba yang diadakan di daerah-daerah.
Kita dapat melihat para pemain egrang,walaupun posisi mereka lebih tinggi dari pada orang yang berjalan biasa,tetapi mereka malah semakin waspada. Keseimbangan dan konsentrasi,mungkin ini salah satu yang menarik dari permaian tradisional Egrang.
Batang bambu yang dipegang berfungsi sebagai pengendali gerak benda dengan tangan sebagai kontrolnya. Disini otot tangan berfungsi sebagai penghasil gaya karena bisa mendorong dan menarik. Pada permainan tradisional ini, tangan pemain yang satu melakukan tarikan yaitu dengan mengangkat bambu. Sedangkan tangan yang satu lagi melakukan dorongan yakni ketika tangan menajalankan bambu untuk memindahkan ke arah depan. Saat mengangkat bambu untuk dipindahkan ke depan, nantinya akan terasa berat. Hal itu karena adanya pengaruh gaya gravitasi bumi oleh bambu. Tak ketinggalan gaya berat pemain juga mempengaruhinya. Faktor gaya gravitasi bumi menyebabkan bambu dan tubuh pemain tetap dapat berdiri di atas permukaan bumi, selain itu juga karena adanya keseimbangan pemain.

0 komentar:

Posting Komentar